Lord of Arcana adalah sebuah game
action yang mengambil setting di dunia Horodyn, di mana kita sebagai salah
seorang Slayer, dengan tujuan mendapatkan ancient stone yang bernama “Arcana”.
Sebuah cerita yang cukup ‘standard’ untuk sebuah game yang dirilis oleh Square
Enix. Tetapi daya tarik utama dari game ini bukanlah ceritanya, melainkan
gameplay dan fitur crafting seperti yang terdapat di Monster Hunter.
Dari aspek suara, game ini tidak
memiliki banyak hal yang patut dibanggakan. Selain soundtrack yang cukup
standard untuk game RPG, sound effect pun terkesan datar. Tidak ada kesan
‘rush’ pada saat battle.
Saat pertama kita memulai game,
kita akan dihadapkan pada tampilan pembuatan karakter. Pembuatan untuk muka
karakter lumayan terbatas, tidak banyak yang bisa dirubah, dan pilihan
kustomisasi cukup sedikit. Tentu saja, kustomisasi untuk armor dan weapon
adalah bintang utama dari game ini. Hanya ada 5 macam senjata di game ini: 1H
Sword, Mace, 2H Sword, Axe dan Spear (yang bertingkah laku seperti gunlance).
Tampilan grafis di Lord of Arcana
cenderung agak kasar, tapi “not bad”. Tampilan dungeon juga terkesan biasa,
berikut dengan ‘harvest point’ yang hanya berupa cahaya berbentuk silinder.
Detail pemain cukup baik dan animasi karakter terlihat cukup halus, meskipun
ada beberapa yang kurang cocok. Karakter kita juga tidak memiliki ekspresi
muka. Pertarungan terlihat penuh darah, dengan berbagai cipratan warna merah di
layar.
Sebuah Desain Interface/antarmuka
pada suatu Game mempengaruhi kenyamanan dan sejauh mana user/pengguna meminati
Game tersebut. Untuk itu kali ini saya akan membahas beberapa hal yang
berhubungan dengan Desain Interface pada game Lord of Arcana. Adapun beberapa
elemen user interface pada game ini :
A.
Meta
Representasi bisa
eksis dalam dunia game, namun tidak selalu divisualisasikan spasial untuk
pemain, ini adalah representasi meta. Contoh yang paling jelas adalah efek
ditampilkan di layar, seperti percikan darah pada kamera untuk menunjukkan
kerusakan.
B.
Diegetic
Desain antarmuka
yang termasuk dalam permainan game yaitu
yang dapat dilihat dan didengar oleh karakter dalam permainan. Yang dimaksudkan
pada antarmuka diagetic ini segala sesuatu yang terlihat terkecuali
elemen-elemen non-diegetic seperti HUD, Kursor mouse, Informasi dari Komputer,
dan lain-lain.
UI Diegetik dalam
game ini yaitu ketika jika di tekan tombol L1 pada joystick maka tokoh dalam
game ini akan memukul musuh pada game tersebut, dan sudut pandang dari game ini
seperti sudut pandang orang pada umumnya namun pandanganya terletak di belakang
tokoh game tersebut.
C. Spatial
Spatial UI elemen digunakan
ketika ada kebutuhan untuk memecahkan cerita dalam rangka untuk memberikan
informasi lebih kepada pemain dari karakte. Mereka masih duduk dalam geometri
lingkungan permainan untuk membantu membenamkan pemain dan mencegah mereka dari
keharusan untuk menghancurkan pengalaman dengan melompat ke layar menu. Semakin
dekat ini mengikuti aturan fiksi permainan semakin mereka dapat membantu
membenamkan pemain.
D. Non-Diegetic
Desain Antarmuka yang diberikan sebagai tambahan di
luar dunia game itu sendiri, hanya terlihat dan terdengar ke pemain di dunia
nyata. Sehingga seakan-akan karakter dalam dunia game tidak melihatnya Contoh:
Elemen HUD, kursor mouse, mini map, skills, dan lain-lain.
0 comments:
Posting Komentar